Latar Belakang
Silent Way adalah metode yang dikembangkan
oleh Caleb Gattegno (1970), dilandasi dengan keyakinan bahwa siswa
hendaknya belajar secara independen, tidak bergantung kepada guru. Gattegno
berpendapat bahwa siswa akan belajar lebih baik bila dia mengembangkan
tanggungjawab personal atas pembelajarannya sendiri. Jadi, untuk banyak pelajaran,
guru tetap diam [bungkam].
Belajar dipandang lebih utama daripada mengajar. Para siswa
didorong untuk bekerjasama satu sama lain untuk memikirkan atau memahami makna.
Para siswa diperkenalkan dengan materi baru dengan menggunakan tongkat
Cuisinare (tongkat-tongkat kecil berwarna dengan ukuran panjang yang beragam)
dan serangkaian peta dinding (wall chart). Setelah guru memperkenalkan materi
itu, tinggal terserah para siswa untuk menentukan apa yang akan mereka pelajari
dan bekerja secara independen untuk mencapai tujuan akademis mereka.
Aspek-aspek tertentu dari pendekatan ini, seperti penggunaan tongkat Cuisinare
(Cuisinare rod) dan pengembangan kemandirian siswa, masih tetap digunakan.
Pendekatan
Seperti metode-metode lainnya, Gattegno menjadikan pemahamannya
terhadap proses pembelajaran bahasa pertama sebagai dasar untuk membuat
prinsip-prinsip mengajar bahasa asing bagi orang dewasa. Gattegno menganjurkan
agar pembelajar kembali ke cara bayi belajar.
Gattegno mengusulkan artificial approach yang didasarkan pada
prinsip bahwa pembelajaran yang berhasil melibatkan sebuah komitmen diri pada
pemerolehan bahasa melalui kesadaran dan uji coba aktif. Penekanan Gattegno
yang berulang-ulang pada lebih pentingnya pembelajaran daripada pengajaran,
menempatkan komitmen dan prioritas diri pembelajar sebagai fokus. Diri yang
dimaksud di sini terdiri atas dua sistem, yaitu sistem pembelajaran dan sistem
pemerolehan. Sistem Pembelajaran diaktifkan oleh kesadaran intelegensi. Silence
dianggap sebagai cara yang terbaik untuk pembelajaran, karena dengan silence
para pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara
potensial untuk penyelesaiannya. Silence, yang menghindari pengulangan, menjadi
alat bantu bagi kesadaran, konsentrasi, dan kesiapan mental.
Sistem pemerolehan memungkinkan kita untuk mengingat unsur-unsur
bahasa dan prinsip-prinsipnya, dan memungkinkan komunikasi bahasa berlangsung.
Pemerolehan dengan upaya mental, kesadaran, dan kebijaksanaan lebih efisien
daripada pemerolehan melalui pengulangan mekanis. Kesadaran dapat diajarkan.
Ketika seseorang belajar ‘secara sadar’, kekuatan kesadaran seseorang dan
kapasitasnya untuk belajar menjadi lebih besar. Karena itu, Silent Way
menyatakan bahwa hal tersebut mempermudah apa yang disebut para psikolog
sebagai Learning to learn. Rangkaian proses yang membangun kesadaran berasal
dari perhatian, penggunaan, perbaikan diri, dan penyerapan. Kegiatan koreksi
diri melalui kesadaran diri inilah yang membuat Silent Way berbeda dari metode
pembelajaran bahasa yang lain. Tetapi Silent Way bukanlah semata-mata sebuah
metode pengajaran bahasa. Gattegno melihat pembelajaran bahasa melalui silent
way sebagai pengembalian potensi dan kekuatan diri. Tujuan Gattegno bukanlah
sekedar pembelajaran bahasa kedua, melainkan pendidikan untuk kepekaan dan
kekuatan spiritual individu.
Desain
- Tujuan
Tujuan umum Silent Way adalah mengajarkan pembelajar bagaimana cara
belajar bahasa, dan keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui proses
pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua dapat digunakan untuk mempelajari
segala hal lain yang belum diketahui.
- Model Silabus
Pada dasarnya silent way mengadopsi silabus berbentuk dasar-dasar
struktur, dengan pelajaran masalah sekitar tata bahasa dan kosa kata. Gattegno
tidak memberikan secara rinci tentang leksikal dan gramatikal. Tidak ada
silabus silent way secara umum. Tetapi dari hasil pengamatan program silent way
yang dikembangkan oleh Peace Corp dalam mengajarkan berbagai bahasa pada
tingkat dasar. Oleh karena itu bahasa sesuai kompliksitas gramatikal mereka,
lalu menghubungkan dengan apa yang diajarkan sebelumnya, dan materi pelajaran
yang lebih mudah bisa ditampilkan dengan cara visual. Biasanya imperative
merupakan struktur yang pertama diajarkan karena kata kerjanya mudah diajarkan
dengan silent way. Materi pelajaran tentang angka diajarkan di awal kursus,
karena angka-angka sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta mudah
untuk didemontrasikan. Preposisi juga diajarkan di awal silabus dengan alasan
yang sama. Selain preposisi, angka, kata ganti, kata bilangan, kata-kata
perbandingan juga diajarkan diawal kursus.
- Aktivitas
Dalam proses
pembelajarannya, guru hanya menunjuk ke suatu chart yang berisi dengan vocal
konsonan. Guru menunjuk beberapa kali dengan diam. Setelah beberapa saat guru
hanya memberi contoh cara pengucapannya. Kemudian menunjuk siswa untuk
melafalkan sampai benar. Dalam proses pembelajaran guru banyak
berdiam diri, dia hanya mengarahkan/menunjuk pada materi pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa, untuk memperoleh respon siswa, dan
mendorong mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri. Teknik-teknik dalam
Silent Way: Sound-Color Chart, Teacher’s Silence, Peer
Correction, Rods, Self-Correction Gestures, Word Chart,
Fidel Chart, dan Structured Feedback.
- Peranan Guru dan Siswa
Gattegno melihat pembelajar bahasa merupakan proses pertumbuhan
pribadi yang tumbuh dari diri siswa secara sadar dan dijadikan tantangan bagi
mereka.Siswa dapat mengembangkan kepribadian, otonomi dan tanggungjawab.Siswa
harus sadar bahwa keahlian yang didapatkan mereka tergantung pada diri sendiri,
dan harus menyadari bahwa menggunakan bahasa berguna untuk mempelajari bahasa
baru.
Teacher Silence mungkin menjadi hal yang jarang terjadi, bagi
kebanyakan guru bahasa hal ini dilatih secara tradisional yang menuntut segala
aspek silent way. Gattegno mengatakan bahwa guru itu “mengajar untuk belajar”
bukan berarti peran guru dalam silent way tidak kritis. Gattegno mengantisipasi
bahwa dengan menggunakan silent way dapat mengubah persepsi guru tentang
mereka.
- Materi
Silent way juga dikenal karena sifat unik sebagai bahan ajar untuk
guru melakukan silent. Bahan ajar yaitu berbentuk satu set balok berwarna,
kode-kode, grafik kosa kata, pointer yang semuanya digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara bunyi dan arti dalam bahasa target. Kelas sering
kali menggunakan grafik dalam bahasa asli dan kode warna secara alamiah
selanjutnya siswa memasang warna dengan suara yang terkait. Guru menggunakan
pointer untuk menunjukkan kepada siswa tentang symbol suara yang dihasilkan.
Prosedur
Langkah-langkah yang bisa di ambil oleh guru dalam menggunakan
metode ini secara garis besarnya antara lain:
- Pendahuluan. Guru menyediakan alat peraga berupa; (a) papan peraga
yang bertulisakan materi (fidel chart). Papan ini berisi ejaan dari semua suku
kata dalam bahasa asing yang di pelajari. (b) tongkat/balok kayu (cuisenenaire
rods). Tongkat yang biasanya berjumlah sepuluh dengan warna yang berbeda-beda
yang nantinya digunakan sebagai alat peraga dalam membentuk kalimat lengkap.
- Guru menyajikan satu butir bahasa yang dipahami, penyajianya hanya
satu kali saja. Dengan demikian ia memaksa para pelajar untuk menyimak dengan
baik. Pada permulaan, guru pun tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya
menunjukkan pada simbol-simbol yang tertera di papan peraga. Pelajar
mengucapkan simbol yang ditunjuk guru dengan melafal dengan keras, mula-mula
secara serentak. Kemudian atas petunjuk guru satu persatu pelajar melafalkanya.
Langkah ini adalah tahap permulaan.
- Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa asing
yang di pelajari, guru menyajikan papan peraga yang kedua yang berisi kosa kata
yang terpilih, kosa kata ini di ambil dari kalimat-kalimat yang paling sering
di gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kosa kata ini sangat berguna bagi para
pelajar dalam menyusun sebuah kalimat secara mandiri, langkah ini juga masih
tahap permulaan.
- Guru menggunakan tongkat warna-warni yang telah disediakan untuk
memancing para pelajar berbicara bahasa asing yang sedang dipelajari.
- Sebagai penutup, guru bisa mengadakan pengetesan keberhasilan
pelajar dalam penguasaan kosa kata yang telah di ajarkan dengan mengunakan
perintah-perintah yang sedapat mungkin tidak secara verbal seperti halnya pada
poin nomor 4 di atas. Dalam pengetesan ini tentu harus memperhatiakn waktu yang
tersedia, tidak mungkin dengan keterbatasan waktu pengetesan dapat di berikan
ke seluruh pelajar.
Kelebihan
- Siswa belajar secara independen, tidak bergantung kepada guru.
- Siswa didorong untuk bekerjasama satu sama lain untuk memikirkan
atau memahami makna.
- Pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan
cara-cara potensial untuk penyelesaiannya.
Kelemahan
- Dipandang tidak praktis di ruangan kelas, karena siswa membutuhkan dan menginginkan masukan [input] yang lebih
banyak dari guru.
- Pada konsep dasarnya, silent
way memberikan kebebasan kepada pelajar untuk menentukan pilihan-pilihan dalam
situasi-situasi yang disajikan termasuk dalam membuat konstruksi kalimat. Cara
ini memberikan kesan bahwa para pelajar dapat menguasai situasi belajar. Namun
dalam kenyataannya, gurulah yang menguasai materi dan jalan pengajarannya di
dalam kelas. Dengan demikian sebenarnya proses belajar mengajar masih
teacher-centered (berpusat pada guru).