Translate

Jumat, 26 September 2014

TOTAL PHYSICAL RESPONSE



Latar Belakang
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di Universitas San Jose California yang bernama Prof. Dr. James J. Asher yang telah sukses dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.

Pendekatan
Asher menyajikan 3 hipotesa pembelajaran yang berpengaruh yaitu:
  1. Terdapat bio-program bawaan yang spesifik untuk pembelajaran bahasa yang menggambarkan sebuah alur yang optimal untuk pengembangan bahasa pertama dan kedua. Dalam hal ini Asher, pencetus TPR, merumuskan tiga proses sebagai sentral;
  2. Anak mengembangkan kemampuan mendengar sebelum mengembangkan kemampuan berbicara. Kemampuan mendengar anak diperoleh karena ia perlu merespon secara fisik perkataan orang tua dalam bentuk ucapan bahasa
  3. Sekali kemampuan mendengar diperoleh, anak akan secara alamiah dan relatif tanpa usaha untuk memperoleh bahasa.

    • Lateralisasi otak menggambarkan fungsi pembelajaran yang berbeda pada otak kiri dan kanan. TPR diarahkan pada pembelajaran otak kanan. Kebanyakan metode pengajaran bahasa kedua menggunakan mengarahkan pada pembelajaran otak kiri.
    • Stres mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, stress yang lebih rendah kapasitasnya maka pembelajaran menjadi lebih baik.


Desain
Tujuan
Tujuan utama TPR adalah mengajarkan kecakapan oral pada level awal.

Model Silabus
Silabus diperoleh dari tipe latihan yang dilakukan di kelas TPR.

Aktivitas
Aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa antara lain; Latihan dengan menggunakan perintah (Imperative Drill); Dialog atau percakapan (conversational dialogue); Bermain peran (Role Play), dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari seperti di sekolah, restoran, pasar, dll; serta Aktivitas membaca dan menulis untuk menambah perbendaharaan kata dan juga melatih pada susunan kalimat berdasarkan tenses dan sebagainya.

Peranan Guru, Siswa, dan Materi
Guru atau instruktur memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan metode TPR ini. Guru (instruktur) adalah sutradara dalam pertunjukan cerita dan di dalamnya siswa sebagai pelaku atau pemerannya. Guru yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang memerankan dan menampilkan materi pelajaran.
Siswa dalam TPR mempunyai peran utama sebagai pendengar dan pelaku. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik pada perintah yang diberikan guru baik secara individu maupun kelompok.
Materi yang dipakai untuk pemula berupa suara, tindakan, dan gestur guru. Pada tingkat lanjut guru dapat menggunakan benda-benda dalam kelas, seperti: buku, pena, cangkir, dsb.

Prosedur
  • Latihan dengan menggunakan perintah (review), merupakan aktivitas utama yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR. Latihan berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa.
  • Memperkenalkan pada siswa kata kerja baru (new command).
  • Setelah siswa telah mengerti dan memahami berbagai commad gurunya, maka gantian siswanya yang menjadi instruktur (role reversal).
  • Aktivitas membaca dan menulis. Instruktur menulis di papan kosa kata dan kalimat untuk menggambarkan item. Kemudian ia mengucapkan setiap item dan memperagakan kalimat. Siswa menyimak ketika instruktur membaca materi. Beberapa orang menulisnya dalam catatan

Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dari metode ini adalah mengaktifkan otak kanan dan kiri siswa dengan berbagai aktivitas yang dilakukannya. Namun, bisa saja menjadi masalah bagi siswa yang pemalu dan tidak semua bahasa (kosa kata) cocok digunakan dalam metode ini.


0 komentar:

Posting Komentar