Latar Belakang
Direct Method (DM) atau Nature Method diperkenalkan oleh Francois
Gouin dan Charles Berlitz. Metode ini muncul disebabkan beberapa
faktor ketidakpuasan terhadap GTM. DM ini pertama kali diperkenalkan di
Perancis namun kurang mendapat tanggapan. Metode ini
mendapat support di Jerman, Skandinavia, dan akhirnya masyarakat
Prancis pun menerima metode ini.
Metode ini memiliki satu aturan yang sangat mendasar; Tidak boleh ada penerjemahan (ke dalam bahasa ibu) dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu, dalam direct method, makna yang ingin disampaikan langsung menggunakan bahasa target melalui penggunaan demonstrasi dan alat bantu visual, tanpa menggunakan bahasa asli siswa.
Metode ini memiliki satu aturan yang sangat mendasar; Tidak boleh ada penerjemahan (ke dalam bahasa ibu) dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu, dalam direct method, makna yang ingin disampaikan langsung menggunakan bahasa target melalui penggunaan demonstrasi dan alat bantu visual, tanpa menggunakan bahasa asli siswa.
Pendekatan
Konsep mengenai pembelajaran bahasa melalui pendekatan langsung antara
lain berkenaan dengan hal-hal baru yang diperkenalkan secara lisan melalui
peragaan, barang-barang nyata, gambar-gambar, sedangkan kata-kata yang bersifat
absrak diperkenalkan melalui asosiasi ide. Berbicara dan menyimak diajarkan sekaligus
dengan menekankan pada ketaatan ucapan dan tata bahasa.
Desain
- Tujuan: Tujuan utama metode ini ialah penguasaan bahasa target secara lisan agar siswa mampu menggunakannya seperti penutur asli.
- Model Silabus: Silabus yang digunakan dalam metode ini didasarkan pada berbagai situasi (seperti: satu unit akan berisi dari ungkapan-ungkapan yang digunakan di bank dan unit yang lain berisi ungkapan-ungkapan ketika berbelanja) atau berbagai topik (seperti:geografi, uang, atau cuaca). Tata bahasa diajarkan secara induktif; yaitu para siswa diperkenalkan dengan contoh-contoh terlebih dahulu lalu mereka berusaha memahami kaidah-kaidah yang berada di balik contoh-contoh tersebut. Para siswa mempratikkan kosakata dengan menggunakan kata-kata baru tersebut dalam kalimat-kalimat lengkap. Dengan demikian pemilihan materi ajar lebih ditekankan pada pengajaran kosakata daripada tata bahasa.
- Aktivitas: Meskipun perhatian terhadap keempat keterampilan berbahasa (membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan) terjadi sejak awal, tetapi komunikasi lisan dianggap sebagai dasar. Dengan demikian, latihan membaca dan menulis didasarkan pada latihan lisan yang telah dipratikkan terlebih dahulu oleh siswa. Pelafalan yang benar juga mendapatkan perhatian sejak awal pelajaran. Kemampuan berbahasa yang lebih diutamakan adalah kemampuan berbicara bukan kemampuan menulis. Oleh karena itu, para siswa belajar berbicara sehari-hari dengan wajar dalam bahasa sasaran. Mereka juga mempelajari budaya dan sejarah masyarakat penutur bahasa sasaran. Mereka juga mempelajari budaya dan sejarah masyarakat penutur bahasa sasaran, geografi negeri atau negara-negara di mana bahasa itu digunakan sebagai bahasa percakapan, dan informasi tentang kehidupan sehari-hari para pembicara bahasa sasaran. Guru-guru yang menggunakan metode ini berkeyakinan bahwa siswa perlu menghubungkan makna dan bahasa sasaran secara langsung. Untuk melakukan hal ini, ketika guru memperkenalkan suatu kata atau frasa baru, ia akan mendemonstrasikan maknanya melalui pemakaian realita, gambar-gambar, atau pantomim, ia tidak pernah menerjemahkannya ke dalam bahasa siswa. Bahasa ibu tidak boleh digunakan di dalam kelas. Para siswa berbicara sebagian besar dalam bahasa sasaran dan mereka berkomunikasi seolah-olah mereka dalam situasi dan topik yang riil.
- Peranan Guru, Siswa, dan Materi: Peran guru pada metode ini adalah sebagai 'director' kelas, namun peran siswa lebih aktif jika dibandingkan pada GTM. Guru dan siswa lebih seperti partner dalam proses pembelajaran. Guru menggunakan realia berupa gambar atau mendemonstrasikan arti dari bahasa target tersebut, bisa juga dengan menggunakan pantomime.
Prosedur
Langkah-langkah penyajian dalam metode ini bisa bervariasi, namun
secara umum adalah sbb:
- Guru memulai penyajian materi secara lisan, mengucapkan satu kata dengan menunjuk bendanya atau gambar benda itu, memperagakan sebuah gerakan atau mimik wajah. Pelajar menirukan berkali-kali sampai benar pelafalannya dan faham maknanya.
- Latihan berikutnya berupa tanya jawab dengan kata tanya what, where, dsb, sesuai dengan tingkat kesulitan pelajaran, berkaitan dengan kata-kata yang telah disajikan.
- Setelah guru yakin bahwa siswa menguasai materi yang disajikan, baik dalam pelafalan maupun pemahaman makna, siswa diminta membuka buku teks. Guru memberikan contoh bacaan yang benar kemudian siswa diminta membaca secara bergantian.
- Kegiatan berikutnya adalah menjawab secara lisan pertanyaan atau latihan yang ada dalam buku, dilanjutkan dengan mengerjakannya secara tertulis.
- Bacaaan umum yang sesuai dengan tingkatan siswa diberikan sebagai tambahan, misalnya berupa cerita humor, cerita yang mengandung hikmah, dan bacaan yang mengandung ungkapan-ungkapan indah. Karena pendek dan menarik, biasanya siswa menghafanya diluar kepala.
- Tata bahasa diberikan pada tingkat tertentu secara induktif.
- Siswa didirong untuk berani berbicara dan tidak perlu takut salah.
Kelebihan
- Peserta didik terampil dalam kemampuan menyimak (Listening Comprehension)
- Bertambahnya kosa kata peserta didik
- Para peserta didik memiliki lafal seperti atau mendekati penutur asli
- Para peserta didik mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap khususnya mengenai topik yang sudah dilatih di kelas.
- Kegiatan Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami oleh peserta didik. Sebab dalam pembelajarannya, setiap kata yang diajarkan mempunyai hubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Kelemahan
- Metode ini sulit untuk diterapkan pada kelas yang memiliki banyak peserta didik.
- Guru dituntut untuk mempunyai kelancaran berbicara seperti penutur asli.
- Metode ini menghindari penggunaan bahasa ibu atau terjemahan. Hal ini justru bisa menghambat kemajuan pelajar, sebab banyak waktu dan tenaga terbuang dalam menerangkan kata abstrak (tak bisa diragakan atau gambarkan) atau konsep tertentu dalam bahasa asing. Padahal jika diterjemahkan akan memakan waktu sebentar saja.
2 komentar:
Artikel ini membuat saya mengerti bagaimana natural method. Trimakasi banyak.
untuk aturannya bagaimana untuk guru dan siswa ?
Posting Komentar