Translate

Kamis, 25 September 2014

SILENT WAY


Latar Belakang
Silent Way adalah metode yang dikembangkan oleh Caleb Gattegno (1970), dilandasi dengan keyakinan bahwa siswa hendaknya belajar secara independen, tidak bergantung kepada guru. Gattegno berpendapat bahwa siswa akan belajar lebih baik bila dia mengembangkan tanggungjawab personal atas pembelajarannya sendiri. Jadi, untuk banyak pelajaran, guru tetap diam [bungkam].
Belajar dipandang lebih utama daripada mengajar. Para siswa didorong untuk bekerjasama satu sama lain untuk memikirkan atau memahami makna. Para siswa diperkenalkan dengan materi baru dengan menggunakan tongkat Cuisinare (tongkat-tongkat kecil berwarna dengan ukuran panjang yang beragam) dan serangkaian peta dinding (wall chart). Setelah guru memperkenalkan materi itu, tinggal terserah para siswa untuk menentukan apa yang akan mereka pelajari dan bekerja secara independen untuk mencapai tujuan akademis mereka. Aspek-aspek tertentu dari pendekatan ini, seperti penggunaan tongkat Cuisinare (Cuisinare rod) dan pengembangan kemandirian siswa, masih tetap digunakan.

Pendekatan
Seperti metode-metode lainnya, Gattegno menjadikan pemahamannya terhadap proses pembelajaran bahasa pertama sebagai dasar untuk membuat prinsip-prinsip mengajar bahasa asing bagi orang dewasa. Gattegno menganjurkan agar pembelajar kembali ke cara bayi belajar.
Gattegno mengusulkan artificial approach yang didasarkan pada prinsip bahwa pembelajaran yang berhasil melibatkan sebuah komitmen diri pada pemerolehan bahasa melalui kesadaran dan uji coba aktif. Penekanan Gattegno yang berulang-ulang pada lebih pentingnya pembelajaran daripada pengajaran, menempatkan komitmen dan prioritas diri pembelajar sebagai fokus. Diri yang dimaksud di sini terdiri atas dua sistem, yaitu sistem pembelajaran dan sistem pemerolehan. Sistem Pembelajaran diaktifkan oleh kesadaran intelegensi. Silence dianggap sebagai cara yang terbaik untuk pembelajaran, karena dengan silence para pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara potensial untuk penyelesaiannya. Silence, yang menghindari pengulangan, menjadi alat bantu bagi kesadaran, konsentrasi, dan kesiapan mental.
Sistem pemerolehan memungkinkan kita untuk mengingat unsur-unsur bahasa dan prinsip-prinsipnya, dan memungkinkan komunikasi bahasa berlangsung. Pemerolehan dengan upaya mental, kesadaran, dan kebijaksanaan lebih efisien daripada pemerolehan melalui pengulangan mekanis. Kesadaran dapat diajarkan. Ketika seseorang belajar ‘secara sadar’, kekuatan kesadaran seseorang dan kapasitasnya untuk belajar menjadi lebih besar. Karena itu, Silent Way menyatakan bahwa hal tersebut mempermudah apa yang disebut para psikolog sebagai Learning to learn. Rangkaian proses yang membangun kesadaran berasal dari perhatian, penggunaan, perbaikan diri, dan penyerapan. Kegiatan koreksi diri melalui kesadaran diri inilah yang membuat Silent Way berbeda dari metode pembelajaran bahasa yang lain. Tetapi Silent Way bukanlah semata-mata sebuah metode pengajaran bahasa. Gattegno melihat pembelajaran bahasa melalui silent way sebagai pengembalian potensi dan kekuatan diri. Tujuan Gattegno bukanlah sekedar pembelajaran bahasa kedua, melainkan pendidikan untuk kepekaan dan kekuatan spiritual individu.

Desain
- Tujuan
Tujuan umum Silent Way adalah mengajarkan pembelajar bagaimana cara belajar bahasa, dan keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui proses pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua dapat digunakan untuk mempelajari segala hal lain yang belum diketahui.
- Model Silabus
Pada dasarnya silent way mengadopsi silabus berbentuk dasar-dasar struktur, dengan pelajaran masalah sekitar tata bahasa dan kosa kata. Gattegno tidak memberikan secara rinci tentang leksikal dan gramatikal. Tidak ada silabus silent way secara umum. Tetapi dari hasil pengamatan program silent way yang dikembangkan oleh Peace Corp dalam mengajarkan berbagai bahasa pada tingkat dasar. Oleh karena itu bahasa sesuai kompliksitas gramatikal mereka, lalu menghubungkan dengan apa yang diajarkan sebelumnya, dan materi pelajaran yang lebih mudah bisa ditampilkan dengan cara visual. Biasanya imperative merupakan struktur yang pertama diajarkan karena kata kerjanya mudah diajarkan dengan silent way. Materi pelajaran tentang angka diajarkan di awal kursus, karena angka-angka sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta mudah untuk didemontrasikan. Preposisi juga diajarkan di awal silabus dengan alasan yang sama. Selain preposisi, angka, kata ganti, kata bilangan, kata-kata perbandingan juga diajarkan diawal kursus.
- Aktivitas
Dalam proses pembelajarannya, guru hanya menunjuk ke suatu chart yang berisi dengan vocal konsonan. Guru menunjuk beberapa kali dengan diam. Setelah beberapa saat guru hanya memberi contoh cara pengucapannya. Kemudian menunjuk siswa untuk melafalkan sampai benarDalam proses pembelajaran guru banyak berdiam diri, dia hanya mengarahkan/menunjuk pada materi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa, untuk memperoleh respon siswa, dan mendorong mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri. Teknik-teknik dalam Silent Way: Sound-Color Chart, Teacher’s Silence, Peer Correction, Rods, Self-Correction Gestures, Word Chart, Fidel Chart, dan Structured Feedback.
- Peranan Guru dan Siswa
Gattegno melihat pembelajar bahasa merupakan proses pertumbuhan pribadi yang tumbuh dari diri siswa secara sadar dan dijadikan tantangan bagi mereka.Siswa dapat mengembangkan kepribadian, otonomi dan tanggungjawab.Siswa harus sadar bahwa keahlian yang didapatkan mereka tergantung pada diri sendiri, dan harus menyadari bahwa menggunakan bahasa berguna untuk mempelajari bahasa baru.
Teacher Silence mungkin menjadi hal yang jarang terjadi, bagi kebanyakan guru bahasa hal ini dilatih secara tradisional yang menuntut segala aspek silent way. Gattegno mengatakan bahwa guru itu “mengajar untuk belajar” bukan berarti peran guru dalam silent way tidak kritis. Gattegno mengantisipasi bahwa dengan menggunakan silent way dapat mengubah persepsi guru tentang mereka.
- Materi
Silent way juga dikenal karena sifat unik sebagai bahan ajar untuk guru melakukan silent. Bahan ajar yaitu berbentuk satu set balok berwarna, kode-kode, grafik kosa kata, pointer yang semuanya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara bunyi dan arti dalam bahasa target. Kelas sering kali menggunakan grafik dalam bahasa asli dan kode warna secara alamiah selanjutnya siswa memasang warna dengan suara yang terkait. Guru menggunakan pointer untuk menunjukkan kepada siswa tentang symbol suara yang dihasilkan.

Prosedur
Langkah-langkah yang bisa di ambil oleh guru dalam menggunakan metode ini secara garis besarnya antara lain:
  • Pendahuluan. Guru menyediakan alat peraga berupa; (a) papan peraga yang bertulisakan materi (fidel chart). Papan ini berisi ejaan dari semua suku kata dalam bahasa asing yang di pelajari. (b) tongkat/balok kayu (cuisenenaire rods). Tongkat yang biasanya berjumlah sepuluh dengan warna yang berbeda-beda yang nantinya digunakan sebagai alat peraga dalam membentuk kalimat lengkap.
  • Guru menyajikan satu butir bahasa yang dipahami, penyajianya hanya satu kali saja. Dengan demikian ia memaksa para pelajar untuk menyimak dengan baik. Pada permulaan, guru pun tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya menunjukkan pada simbol-simbol yang tertera di papan peraga. Pelajar mengucapkan simbol yang ditunjuk guru dengan melafal dengan keras, mula-mula secara serentak. Kemudian atas petunjuk guru satu persatu pelajar melafalkanya. Langkah ini adalah tahap permulaan.
  • Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa asing yang di pelajari, guru menyajikan papan peraga yang kedua yang berisi kosa kata yang terpilih, kosa kata ini di ambil dari kalimat-kalimat yang paling sering di gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kosa kata ini sangat berguna bagi para pelajar dalam menyusun sebuah kalimat secara mandiri, langkah ini juga masih tahap permulaan.
  • Guru menggunakan tongkat warna-warni yang telah disediakan untuk memancing para pelajar berbicara bahasa asing yang sedang dipelajari.
  • Sebagai penutup, guru bisa mengadakan pengetesan keberhasilan pelajar dalam penguasaan kosa kata yang telah di ajarkan dengan mengunakan perintah-perintah yang sedapat mungkin tidak secara verbal seperti halnya pada poin nomor 4 di atas. Dalam pengetesan ini tentu harus memperhatiakn waktu yang tersedia, tidak mungkin dengan keterbatasan waktu pengetesan dapat di berikan ke seluruh pelajar.

Kelebihan
  • Siswa belajar secara independen, tidak bergantung kepada guru.
  • Siswa didorong untuk bekerjasama satu sama lain untuk memikirkan atau memahami makna.
  • Pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara potensial untuk penyelesaiannya.

Kelemahan
  • Dipandang tidak praktis di ruangan kelas, karena siswa membutuhkan dan menginginkan masukan [input] yang lebih banyak dari guru.
  • Pada konsep dasarnya, silent way memberikan kebebasan kepada pelajar untuk menentukan pilihan-pilihan dalam situasi-situasi yang disajikan termasuk dalam membuat konstruksi kalimat. Cara ini memberikan kesan bahwa para pelajar dapat menguasai situasi belajar. Namun dalam kenyataannya, gurulah yang menguasai materi dan jalan pengajarannya di dalam kelas. Dengan demikian sebenarnya proses belajar mengajar masih teacher-centered (berpusat pada guru).

5 komentar:

Unknown mengatakan...

Thanks for the information. it is very useful for me. :)

Unknown mengatakan...

no comment, thanks :)

Dhia's mengatakan...

Big thanks 😇

Unknown mengatakan...

I think this explanantion very useful for my paper, thanks😊

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum. Punten mau nanya sehubungan dengan silent way metode. Apakah metode tersebut masih digunakan di kurikulum pendidikan 2013? Kalo ada minta link teorinya min. Thanks.

Posting Komentar